“Ingsun tojalining Dzat Kang Maha Suci, Kang murba amasesa, Kang kuwasa Angandika Kun Fayakun mandi sakucapingsun, dadi saksiptaningsun, katurutan sakarsaningsun, kasembadan saksedyaningsun karana saka Kodratingsun. Ingsun Dzating manungsa sejati, saiki eling besuk ya eling. Saningmaya araning Muhamad , Sirkumaya araningsun, Sir Dzat dadi sak sirku, yaiku sejatining manungsa, urip tan kena ing pati,langgeng tan keno owah gingsir ing kahanan jati, ing donya tumeka jagad langgeng. Ingsun mertobat lan nalangsa marang Dzat ingsun dewe, regede badaningsun, gorohe atiningsun, laline uripingsun, salahe panggaweningsun, ing salawas lawase dosaningsun kabeh sampurna saka kodratingsun.”
“Ilmu iku kalakone kanthi laku”: ilmu itu terlaksana karena dilakukan di dalam perbuatan yang nyata. Dalam konteks khasanah falsafah Jawa, kata “ngelmu” menunjuk pada ajaran hidup menuju kesempurnaan diri pribadi. Ajaran itu teori dan teori tidak akan membawa manfaat apa-apa bila tidak dipkraktekkan dalam hidup sehari-hari.
Di dalam sebuah ajaran ada perintah dan larangannya. Tujuan perintah larangan adalah untuk mendisiplinkan diri agar diri yang sebelumnya “liar” menjadi “jinak”, diri yang sebelumnya memperturutkan keinginan “diri”/ego/keakuan menjadi diri yang bisa menurut dengan diri-Nya/Ego-Nya.
Kenapa diri ini harus manut dengan keinginan atau kehendak-Nya? Ada sebuah analogi yang gampang dicerna. Misalnya, sebuah mobil BMW diciptakan dan diproduksi oleh pabrik BMW di Jerman. Pabrik sudah mengeluarkan petunjuk penggunaan, aturan perintah dan larangan.
Pabrik tidak asl bikin petunjuk penggunaan. Sang insinyurnya sudah memiliki prediksi agar mesin dan bodi mobil itu awet, maka oli harus dignti saat mobil sudah mencapai sekian kilometer. Insinyur juga memiliki prediksi bahwa usia efektif mobil tersebut sekian tahun. Hingga mencapai batas usia tertentu, maka mobil akan digolongkan istimewa dan menjadi barang antik.
Begitu pula manusia. Manusia diciptakan oleh Tuhan dan Sang Insinyur Manusia ini sudah mengeluarkan buku panduan lengkap, tata cara hidup dan berkelakuan agar dipedomani sebagai arahan hidup mulai o tahun hingga semilyar tahun mendatang.
Beda dengan benda yang “ada”nya begitu sederhana. “Adanya” manusia ini sungguh luar biasa. Manusia diberikan kebijaksanaan untuk menentukan masa depannya sendiri sebelum dia dilahirkan di dunia. Manusia diberi kekuasaan-Nya untuk merancang sendiri dia nantinya akan jadi apa, akan kemana, apa tujuan hidupnya. Ya, karena Tuhan Maha Pemurah, maka manusia dijinkan menjadi insinyur yang bebas merancang dirinya sendiri.
Ruh yang merupakan “manusia sejati” dan “sejatinya manusia” itu, sebelum ada di dunia telah merancang dirinya sendiri dengan menulis di buku kitabnya masing-masing. Tuhan hanya memberikan kata “ACC” dan membubuhkan “stempel” saja. Tuhan pun menekankan bahwa yang berlaku nanti di bumi adalah hukum sebab akibat. Hukum karma, sunatullah atau disebut juga dengan hukum alam.
Jadi, salah bila dikatakan bahwa adanya sial, bencana, bahaya, ketidaksuksesan hidup itu karena Tuhan. Tuhan tidak cawe-cawe sama sekali. Itu murni urusan manusia yang tidak paham dan malah mungkin melanggar pantangan hukum sebab akibat.
Keberhasilan dan kesuksesan adalah akibat dari sebuah sebab. Sebab keberhasilan/kesuksesan adalah kerja keras. Untuk bekerja keras butuh motivasi kerja yang tinggi dan niat yang teguh. Tubuh/Raga yang rajin bergerak mencari rezeki yang halal, asalnya adalah jiwa/batin yang tenang, nyaman dan bahagia.
Kembali ke tema awal. Apa saja tata cara ngelmu sangkan paran? Di dalam khasanah Kejawen, dalam buku “Cipta Brata Manunggal” karangan Ki Brotokesawa disebutkan laku yang perlu dijalani:
1. Sabar, tawakal, tekun, dan nrimo
2. Jaga kebersihan lahir batin
3. Olah raga
4. Olah nafas
5. Berpakaian yang pantas dan bersih.
7. Olah cipta, banyak membaca dan menggali ilmu pengetahuan
8. Bekerja rajin
9. Sore hari belajar untuk tambahan pengetahuan
10. Makan teratur dan higienis.
11. Minum air putih dingin pagi, siang, malam
13. Istirahat selama 6 atau 8 jam sehari semalam.
14. Perasaan dan pikiran terarah.
16. Tidak terlalu banyak bicara. Tidak bicara kotor dan berbicara seperlunya. Bila akan tidur hendaklah instropeksi diri sambil berdoa sebagaimana yang tertera di kalimat pembuka.
Dalam buku “Cipta Brata Manunggal” juga dipaparkan proses tingkat-tingkat manembah/sembah kepada Gusti. Berikut tingkatan itu:
A. SEMBAH RAGA yaitu tapaning badan jasad kita. Tubuh, jasad bergerak atas perintah batin. Batin diperintah oleh dua unsur, baik (nur Ilhiah) dan buruk (nar Iblis). Agar tubuh disiplin, terarah dan terkendali maka perlu dilatih. Tingkatnya adalah syariat. Tubuh tetap melakukan disiplin ibadah.
B. SEMBAHING CIPTA, di Islam dinamai Tarekat, sembahnya hati yang luhur. Untuk mencapai hati luhur perlu kesadaran nalar (logika). Diperlukan olah nalar yang bagus sesuai dengan prinsip-prinsip logika. Tujuan sembah cipta adalah mengerti akan “kasunyatan”. Ilmu pengetahuan harus dikuasai agar memiliki perbandingan baik dan buruk. Kebijaksanaan akan lahir bila kita mampu menekan dan mengendalikan hawa nafsu. Memahami Ilmu Ketuhanan diperlukan syarat berupa cipta yang bersih dari hawa nafsu dan olah nalar yang mumpuni. Ilmu Ketuhanan adalah ilmu yang “sangat halus” yang bisa ditangkap dengan kegigihan memperhalus batin dan mentaati prinsip-prinsip berpikir yang lurus.
Tujuan dari sembah cipta itu mengendalikan dua macam sifat: angkara( yang menimbulkan watak adigang, adigung, adiguna, kumingsun dsb.) dan watak keinginan mengusai akan kepunyaan orang lain (kemelikan-jw). Cipta yang bersih yaitu kalau sudah bisa mengendalikan angkara murka, Tandanya bila cipta sudah “manembah”, yaitu waspada terhadap bisikan jiwa.
Jadi sembah itu intinya melatih cara kerja cipta, dengan cara Tata, Titi, Ngati ati, Telaten, dan Atul. Atul adalah pembiasaan diri agar mendarah daging menjadi kebiasaan dan watak yang akhirnya terbiasa mengetahui sejatinya penglihatan (sejatine tingal) yaitu Pramana, bisa dikatakan sampai kepada jalan sejati, yaitu penglihatan pramana (tingal pramana).
Tanda sudah sempurna sembah cipta adalah berda di dalam kondisi kejiwaan sepi dari pamrih apapun. Seperti tidak ingat apapun itu pertanda sudah sampai batas, yaitu batas antara tipuan dan kenyataan (kacidran lan kasunyatan – jw), jadi sudah ganti jaman, dari jaman tipuan menjadi jaman kenyataan.
Rasa badan ketiga (saka penggorohan maring kasunyatan Rasaning badan tetelu), wadag astral dan mental tadi seketika tidak bekerja. Disitulah lupa, tetapi masih dikuati oleh kesadaran jiwa (elinging jiwa), dan waktu itu menjadi eneng, ening, dan eling. Artinya eneng: diamnya raga, Ening : heningnya cipta, Eling: ingatnya budi rasa yang sejati.
C. SEMBAH JIWA. di Islam dinamai Hakekat. Kalau sudah bisa melaksanakan sembah cipta baru bisa melaksanakan sembah jiwa. Artinya: rasakan dengan menggunakan rasa “kasukman” yang bisa ditemui dalam eneng, ening dan eling tadi. Tandanya adalah semua sembah, panembah batin yang tulus tidak tercampuri oleh rasa lahir sama sekali.
Bila sudah melihat cahaya yang terang tanpa bisa dibayangkan tetapi tidak silau, pertanda telah sampai kepada kekuasaan “kasunyatan”(kesejatian), yang juga disebut Nur Muhamad, yaitu tiada lain Cahaya Pramana sendiri, karena dinamai pramana karena cahayanya yang saling bertautan dengan rasa sejati dan budi, disitu rasa jati dan budi akan berkuasa(jumeneng), sudah sampai kepada kebijaksanaan. Artinya kebijaksanaan merasa sampai mengerti yang melakukan semadi tadi, saling berkaitan tak terpisahkan dengan cahaya yang terang benderang yang tidak bisa dibayangkan.
D. SEMBAH RASA, di Islam dinamai Makrifat. Sembah rasa itu adalah mengalami Rasa Sejati. Inilah rasa manusia yang paling halus, tempat semua rasa dan perasaan dan bisa merasakan perlunya menjadi manusia yang berbudi luhur dan menyadari bahwa dia adalah pribadi yang merupakan Wakil-Nya. Bahkan pada tahap akhir pemahaman makrifat, dia akan “menjadi” Tuhan itu sendiri (Gusti amor ing Kawulo). Rasa hidup adalah rasa Tuhan, rasa Ada, ya diri pribadi, bersatu tanpa batas dengan rasa semua ciptaan Nya. Tanda bila sudah mencapai kasunyatan, sudah hilang ilah-ilah yang lain hingga sampai mencapai TAUHID MURNI. @@@
@.wongalus.2009
Categories: TATA CARA NGELMU SANGKAN PARAN | 16 Komentar
AMALAN MENEMBUS ALAM KELANGGENGAN
Dipublikasi pada 12 Oktober 2009 oleh wongalus
17 Votes
Ini amalan untuk menembus alam gaib secara cepat dan bertemu dengan roh orang yang telah meningal di alam kelanggengan
Sholat sunnah 13 rokaat sekaligus. Lanjutkan dengan mengambil/menggunakan benda-benda milik orang yang telah meninggal (baju, cincin, topi dll) dan baca doa ini dengan hati dan batin yang penuh kesungguhan mengharapkan uluran tangan-Nya.
“Duh Gusti, kulo nyuwun bertemu dan silaturahim kaliyan ruh pak/bu/mbak/mbah…….. (nama orang yang telah meninggal) ingkang manfaat kagem kulo dunia akhirat”
Selesai berdoa, lanjutkan dengan tidur dan Insya Allah Anda akan cepat menemui orang tersebut di alam kelanggengan. Sapa dia dengan rendah hati, ramah dan santun dan doakan dia agar ruhnya selalu aman sentausa dalam genggaman “tangan” Allah SWT.
@.wongalus.2009
Categories: AMALAN MENEMBUS ALAM KELANGGENGAN | 30 Komentar
AMALAN SEMAR MESEM
Dipublikasi pada 12 Oktober 2009 oleh wongalus
105 Votes
Ini amalan untuk meluluhkan hati seseorang yang membenci kita, misalnya bos/atasan/kekasih pujaan hati.
Amalannya: Sholat sunnah 5 rokaat sekaligus. Lanjutkan dengan melihat foto orang yang akan dituju dan baca doa ini dengan hati dan batin yang penuh kesungguhan mengharapkan uluran tangan-Nya.
“Duh Gusti, kulo nyuwun silaturahim raket kaliyan …….. (nama orang yang akan dituju) ingkang manfaat kagem sukses kulo dunia akhirat”
Selesai berdoa, lanjutkan dengan menemui orang tersebut. Sapa dia dengan rendah hati, ramah dan santun. Insya Allah, hatinya akan luluh dan penuh belas kasih pada Anda atas ijin Allah SWT.
@.wongalus.2009
Categories: AMALAN SEMAR MESEM | 208 Komentar
AMALAN BANYAK REZEKI
Dipublikasi pada 12 Oktober 2009 oleh wongalus
46 Votes
Sholat sunnah 7 rakaat sekaligus. Lanjutkan dengan mengambil segenggam tanah di depan rumah dan baca doa ini dengan hati dan batin yang penuh kesungguhan mengharapkan uluran tangan-Nya.
“Duh Gusti, kulo nyuwun rezeki ingkang manfaat kagem keluarga kulo lan kaliyan sesami”
Selesai berdoa, lanjutkan dengan menyebarkan tanah tersebut ke depan pagar/pintu rumah. Insya Allah, doa panjenengan semua akan diijabahi Allah SWT. Ingat, jangan lupa beramal sebanyak-banyaknya juga.
@wongalus, 2009
Categories: AMALAN BANYAK REZEKI | 94 Komentar
AJARAN MISTIS DALAM SULUK PESISIRAN
Dipublikasi pada 12 Oktober 2009 oleh wongalus
4 Votes
sulukAsal kata “suluk” yaitu kata Arab “salaka thoriq” yang berarti menempuh jalan (tasawuf) atau tarikat. Ilmunya sering disebut ilmu suluk . Namun di Jawa, “suluk” diartikan sebuah ajaran mistik yang diungkapkan dalam bentuk tembang/lagu sedangkan bila diungkapkan dalam bentuk prosa, umumnya dinamakan wirid.
Suluk Pesisiran adalah sebuah buku terjemahan suluk-suluk klasik Jawa yang ditulis dalam bentuk puisi oleh Emha Ainun Nadjib. Kumpulan suluk itu merupakan terjemahan naskah suluk cirebonan berkode LOr 7375. Lor singkatan dari Codese Leidse Orientalis, yakni istilah bagi kumpulan naskah yang berasal dari belahan dunia timur yang masih tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden, Belanda.
Naskah asli Suluk Cirebonan ditulis dalam hurup arab pegon dan huruf Jawa dengan pengarang “anonim”. Naskah suluk cirebonan itu adalah sedikit naskah Islam klasik yang berhasil “dibawa” pulang ke negeri kita setelah sekian lama “tercuri” di Universitas Leiden, Belanda.
Menurut seorang peneliti Islam Klasik Mufti Ali, PhD., hanya 7 % dari 2 juta naskah Islam klasik dalam bahasa Arab maupun Persia yang terdapat di Timur Tengah, Turki, India, dan di beberapa negara yang sudah diedit dan dipublikasikan. 93 % sisanya masih menumpuk di rak-rak penyimpanan naskah.
Naskah islam Klasik itu telah menjadi komoditas yang punya nilai jual tinggi untuk diperjualbelikan. Puluhan juta Euro uang ditransfer dari beberapa perpustakaan di beberapa negeri Teluk, seperti Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab yang kaya minyak, ke beberapa Toko Buku Antik yang menjual naskah-naskah Islam klasik di Belanda.
Berbagai naskah Arab Islam klasik yang unik dan sangat tua, berpindah tangan dari satu kolektor kepada kolektor lain. Karena concern terhadap naskah yang sedemikian tinggi tersebut maka wajar sejumlah perpustakaan dan Museum di Eropa memiliki koleksi naskah yang sangat kaya. Perpustakaan Universitas Leiden saja memiliki lebih dari 50 ribu koleksi naskah Islam klasik yang diakuisisi dalam jangka waktu lebih dari 400 tahun.
Perpustakaan Nasional Jerman di Berlin menyimpan lebih dari 80 ribu naskah Islam klasik. Puluhan ribu naskah Islam klasik lainnya disimpan di beberapa perpustakaan di Prancis, Rusia, Spanyol, Italia, dll. Karena ‘kekayaan’ ini, ribuan peneliti (sejarah) Islam datang dari berbagai negara ke Eropa untuk membaca dan meneliti serta memiliki reproduksi naskah.
Demikian sedikit uraian mengeni naskah Islam Klasik yang menjadi pembuka artikel ini. Berikut beberapa Suluk dalam buku “Suluk Pesisiran” yang mengajarkan ajaran-ajaran mistis yang bernilai sangat tinggi. Termasuk apa dan bagaimana sesungguhnya makrifat itu.
SULUK SELOBRANGTI
Selobrangti terbangun karena kaget
Oleh burung yang bergembira ria
Tegak tubuhnya, memesona pandangan matanya
Seperti telah begitu terlatih hidupnya
Burung itu seolah menegurnya
Menegur birahinya
Kepada Allah yang Agung
Sehingga seperti pendeta raja yang berkelana
Dan tatkala sampai di hutan ia kekang nafsunya
Nyi Selobrangti turun perlahan-lahan
Akan mengambil air sembahyang
Shalat ashar hendak ditegakkan
Nyi Centini mengikuti
Telah diambilnya air pamujan
Mengikutinya bersembahyang
Siap memuja, sajadah dihamparkan
Berdiri dengan bersidekap tangan
Tawajjuh, yang lain disingkirkan
Yang lain tak diperhatikan
Hati terpusat kesatu tujuan
Sempurna berdirinya
Menghadap kiblat
Tatakrama sempurna
Kepada amar dihadapkan hatinya
Menyadari puji-puja
Semoga sembahnya diterima
Tepat sudah niatnya Dipusatkan maksud dan tujuannya
Bersamaan dengan takbirnya
Hanya huruf 8 yang tampak olehnya
Pikiran berhenti pada Nama
Dan Allah yang perkasa
Dekat dengan yang disembah
Sembahnya telah mi’raj tanpa terlihat
Tanpa tertabiri oleh keinginan menyembah
Seucapan rindu nantinya
Akan sebanyak puji yang terbilang-bilang
Itu sebagi sembahnya
Sembah hamba
Tujuan yang sebenarnya
Menyebut diri
Pada dirinya sendiri
Itulah sembah yang menikmatkan
Seperti angin bertiup sepoi
Dalam menyembah dan memuji
Itulah yang disebut tubadil
Adapun maknanya
Ialah sembah berhenti,diganti
Karena tertimpa oleh kasih
Sembah hamba menjadi hilang
Seperti awan dan matahari
Ibaratnya
Ia sama dengan matahari
Namun dalam tidurnya
Awan tak menjadi matahari
Demikianlah sembah utama
Setelah Selobrangti mengucapkan
Bacaan takbir
Mukanyapun dihadapkan
Kepada Mahabesar Tuhan
Yang membuat langit dan bumi
Kemudian sesudahnya
Fatihah wajib dibaca
Ialah yang dimulai dengan menyebut nama
Yang kasih di dunia, kasih kepada mukmin
Kelak di akhirat
Al hamdu segala puji
Dipanjatkan kepada Tuhan
Allah semesta alam
Yang kasih kepada orang mukmin
Yang memberi surga
Ialah Raja
Raja di hari kiamat
Yang disembah dan dimintai tolong
Yang Mahaagung dan senantiasa Santun
Tunjukkan jalan kebenaran
Tuntun ke tempat yang terang
Seperti jalanan
Hamba yang patuh
Orang saleh dan para wali
Dan para Nabi
Jangan Seperti
Langkah orang yang kau benci
Orang yang sesat dan kau murkai
Hendaklah paduka Allah terima ini
Bacaan Fatihah mudah dilakukan
Selobrangti lantas membaca ayat-ayat
Itu sunnat
Kemudian ia be ruku’,wajib
Kemudian Selobrangti duduk
Menenangkan badan
Sambil memenuhi
Menyerah pada perintah Tuhan
Ikhlas dan diberi ampunan
Dan akhirnya ia angkat kepala
Selobrangti tegak dan mengangkat kepala
Hendaklah Allah mendengar
Hatur hamba
Sujud tanpa henti
Pasrah raga untuk mengenali dunia
Yang tujuh macamnya
Dan sungguh-sungguh merendahkan
Anggota badan yang utama
Direndahkan seperti air turun ke dunia
Memasuki samudera
Mengangkat kepala,kemudian duduk
Tenang duduknya
Ikhlas segala tingkah lakunya
Percaya kepada Tuhan
Yang adil dan penuh ampunan
Kemudian sujud yang kedua
Kemudian berdiri,rakaat yang pertama
Lengkap,menuju rakaat kedua
Dengan sunnat dimulainya
Ketahuilah perbuatan sunnah af’al
Yakni tahiyyat awal
Bahwa perbuatan sunnat
Tiga macamnya
Kalau terlupa, sujud sahwi gantinya
Hal ini termuat dalam surat
Hendaklah diketahui denga cermat
Bahwa duduk tahiyyat dan shalawat
Itu yang disebut af’al sejati
Sehingga lengkaplah tiga perkara tadi
Dengan nama-Nya engkau memulai
Rakaat yang semula
Dua rakaat banyaknya
Adapun shalat ashar
Empat rakaat maka jadilah
Empat rakaat, kemudian
Tahiyyat wajib
Rukun enam wajib yaitu
Duduk di antara tahiyyat dan tertib
Salam disertai niat
Selobrangti mengakhiri shalat
Salam memungkasinya
Salam itu wajib kedudukannya.
Adapun bangun pada malamnya
Sunnah,dan sesudah salam akhir
Yakni seusai sembahyang
Memuji dengan lirih
Membaca tasbih,berdo’a
Pengucapan perlahan-lahan
Namun hati penuh gelombang
Itulah sembah utama
Nabi terpilih berkata
Ketahuilah jangan memuji dengan suara
Yang keras bunyinya
Demikianlah tuntunan Rasul duta
Jangan engkau keras-keras memuja
Sedang Allah
Telah mendengarnya
Tuhan mendengar hati bersuara
Bukan lahiriah, Ia mendengar dan mengetahui
Tak pilih kasih, tak jatuh hati
Nyi Centini juga melakukan takbir
Namun hatinya tertutup oleh panca indera
Tampak segala gerak-geriknya
Diikuti oleh hatinya
Niat diulang-ulang
Sedang dalam niat
Dalam ucapan
Mesti bersama dengan takbir
Ihramnya jauh mendahului hatinya
Ia baru shalat ditengah-tengahnya
Sebagian orang melakukan shalat
Tak mengerti sempurnanya sembah
Tak tahu liku-likunya
Salah ucapannya
Sunnah wajib tak dibedakannya
Tak mau bertanya
Batin orang bodoh adanya
Menghadap ke masalah dunia
Tak tahu ditolak sembahnya
Terhalang puja-pujinya
Adapun bagaimana mengelola birahi
Selobrangti menyirnakan keinginan
Yang peluang tumbuhnya tak diberi
Hutan belantara dimasuki
Centini si pembantu mengikuti
Dari belakang selalu mengikuti
Menghilangkan rasa cinta dunia
Mematikan badan sebelum mati
Kepada Allah percaya sekali
Dengan menatap batu di tepian jurang
Nyi Selobrangti bertapa
Di dalam gua istirahatnya
Malam tak tidur
Siang tak makan
Keras berusaha
Memerangi nafsunya
Lupa akan badan dan jiwa
Menjadi lesu raganya
Seperti mayat disiksa
Dengan sungguh-sungguh memusatkan pandang
Pucuk hidung yang kelihatan
Napasnya ditahan
Tak mengetahui keluar masuknya
Tak terasa lagi zikirnya
Tak berhenti pujinya
Hening pikirannya
Empat alam dikuasai
Segala arah menyatu
Itu yang namanya laku
Yang pertama alam nasut
Yakni alam manusia
Syariat tata kramanya
Kedua alam malakut
Yang tinggal hanya satu keinginan yang tak bergeming
Tak menoleh kepada yang lain-lain
Yang ketiga alam jabarut
Itu alamnya ruh utama
Tak lepas dari puja
Yang keempat alam lahut namanya
Orang mati bersemayam padanya
Sudah tak ada tatakrama
Yang dibicarakanpun tak ada
Jiwa, badan, sembah dan puja
Hilang,tatakrama
Tak ada yang dibincangkan
Yang di dalamnya tak dua
Melainkan yang berkuasa juga yang ada
Lesu raganya,gairah tak ada
Seperti mayat bentuk dan warnanya
Tinggal denyut jantung saja
Nyi Centini memandangnya
Hingga amat sedih hatinya
Tuannya mati raga
Tak ada lagi geraknya
Tinggal denyut jantungnya saja
Maka ia sembahlah tuannya
Sambil menangis amat kerasnya
Terbangun Nyi Selobrangti
Mendengar tangis Centini
Terjaga dari tapa
Tersadar karena mendengar suara
Tangis yang terus menerus mendera
Segera ia beri pertolongan
Centini yang hilang kesadaran
Tangannya menjulur menggapai pembantunya
Dan berkata
Pelan dan berbisik kata-katanya
Halus lembut meluncur dari mulutnya
Demikianlah betapa lesu letih ia
Maka halus tuturnya
Jangan menangis wahai Centini
Tak ada gunanya dilakukan
Tak ada gunanya dibicarakan
Inilah memang tujuan sejak permulaan
Nyi Centini memohon kepada tuannya
Agar bersedia pulang ke rumah saja
SULUK PAESAN WAJIB
Maskumambang
1
Cermin wajib dalam melangkah bersama
Dengan kedewasaanmu
Hendaknya pikirkanlah Ia
Yang dipertuhan dan Mahamulia
2
Dipertuhan dengan kata hati
Mempercayai
Tuhan qadim hakiki
Yang wajib ditaati
3
Ditaati dengan hati yang jernih
Penglihatan yang sempurna
Arah tak mendua
Memusat kepada allah yang Maha Kuasa
SULUK GEDHONG
Menyembah untuk melihat
Dengan cara memandang yang khas
Menyembah seperti berkaca dalam cermin
Berjuang menemukan rupa yang hakiki
Karena yang diperlihatkan oleh kaca
Tidaklah sejati
Ketika engkau menyembah memuji
Tajamkan penglihatan
Kepada yang menggerakan sembahyang
Yakni Allah sejati
Kau sembah Ia dengan pasti
Tidak setengah hati
Menatap ini dan menatap itu
Sampai pula segala sesuatu
Tak ada yang kosong olehNya
Ia meliputi dan memenuhi apa saja
Bahkan ZatNya tampak
Bagi setiap mata yang waspada
Lainnya tiada, kecuali yang terlihat
Apabila sudah arif makrifat
Namun jika rabun oleh segala rupa
Yang tampak itu hakiki disangkanya
Lantaran tak tahu ajaran yang benar
Bingung yang terlihat dan terdengar
Tak bingung kalau tahu yang sejati
Bagi yang ingin melihatnya
Sirnakan segala rupa
Yakni dinding yang menutupi batin mata
Kalau sudah tercapai ia
Itulah makrifat namanya
Menempuh jalan, mencari
WajahNya yang kelihatan
Demikian engkau tahu menemukan Tuhan
Demikian engkau menempuh jalan
Yang sejak sediakala disediakan
Kalau dipandang tiada. Ia tiada
Maka jangan ragukan tempatNya
Kalau dipandang tiada, Ia tiada selamanya
Dari awal hingga akhir
Tak ada yang mengerti
Karena itulah dicari
Kalau dipandang ada, Ia ada, anakku
Hendaklah engkau waspada menatapNya
Lantaran tak ada lagi selain Ia
Tinggal bagai sepi
Satu wujud Abadi
SULUK SYEH MADEKUR
….
Orang yang tiba di gelombang Cinta
Gagap hendak menjelaskannya
Kalau merasa sebagai hamba
Wujud menjadi dua
Kalau merasa sebagai Tuhan
Ia tersekutukan
…
SULUK GEDHONG
Mijil
1
Sesungguhnya tidaklah ada yang tahu
Bahwa umpamanya Ia bersemayam di gedung itu
Tapi diketahuiNya ia yang tahu
Serta bagaimana segala mahluk berperilaku
Sungguh sebelum terjadi
Ia telah mengerti
2
Ketahuilah Sebelum segalanya terjadi
Ketika jagad kosong tanpa isi
Bahkan sebelum awang-uwung itu sendiri
Yang ada hanya Tuhan Sang Maha Widi
Hanya Ia pula yang mengetahui
Zat Mahaluhur dan Suci
3
Maka dibikinNya semua mahkluk ini
Agar ada yang mengenali
Diciptakannya jagat semesta
Dengan hanya satu sabda
Segalanya mengada seketika :
“Kun”
4
Sempurna tak ada kekurangan
Karena Tuhan yang menciptakan
Ia berkuasa karena DiriNya sendiri
Tanpa kesalahan sama sekali
Demikianlah tatkala semua terjadi
Bertahap menjadi dan menjadi
5
Maka bersabdalah Ia
Kenapa segenap alam yang dijadikanNya nyata
“Sungguh tak Kujadikan Jin dan manusia
Kecuali untuk satu:
Menyembah kepadaKu”
6
Menyembah untuk melihat
Dengan cara memandang yang khas
Menyembah seperti berkaca dalam cermin
Berjuang menemukan rupa yang hakiki
Karena yang diperlihatkan oleh kaca
Tidaklah sejati
9
Ketika engkau menyembah memuji
Tajamkan penglihatan
Kepada yang menggerakan sembahyang
Yakni Allah sejati
Kau sembah Ia dengan pasti
Tidak setengah hati
10
Menatap ini dan menatap itu
Sampai pula segala sesuatu
Tak ada yang kosong olehNya
Ia meliputi dan memenuhi apa saja
Bahkan ZatNya tampak
Bagi setiap mata yang waspada
11
Lainnya tiada, kecuali yang terlihat
Apabila sudah arif makrifat
Namun jika rabun oleh segala rupa
Yang tampak itu hakiki disangkanya
Lantaran tak tahu ajaran yang benar
Bingung yang terlihat dan terdengar
12
Tak bingung kalau tahu yang sejati
Bagi yang ingin melihatnya
Sirnakan segala rupa
Yakni dinding yang menutupi batin mata
Kalau sudah tercapai ia
Itulah makrifat namanya
13
Menempuh jalan, mencari
WajahNya yang kelihatan
Demikian engkau tahu menemukan Tuhan
Demikian engkau menempuh jalan
Yang sejak sediakala disediakan
14
Kalau dipandang tiada. Ia tiada
Maka jangan ragukan tempatNya
Kalau dipandang tiada, Ia tiada selamanya
Dari awal hingga akhir
Tak ada yang mengerti
Karena itulah dicari
15
Kalau dipandang ada, Ia ada, anakku
Hendaklah engkau waspada menatapNya
Lantaran tak ada lagi selain Ia
Tinggal bagai sepi
Satu wujud Abadi
@wongalus, 2009
Categories: SULUK PESISIRAN | 4 Komentar
AJARAN KEPEMIMPINAN PANCASETYA
Dipublikasi pada 11 Oktober 2009 oleh wongalus
7 Votes
Tidak hanya presiden, para menteri, pejabat eselon maupun bos atau manajer perusahaan saja yang disebut pemimpin. Setiap individu hakikatnya adalah pemimpin. Maka, dia perlu memegang ajaran kepemimpinan ini.
Ajaran kepemimpinan Jawa itu terdiri dari lima hal yang merupakan nilai-nilai yang paling prinsip. Kelima ajaran itu adalah:
1. SETYA BUDAYA
2. SETYA WACANA
3. SETYA SEMAYA
4. SETYA LAKSANA
5. SETYA MITRA
SETYA BUDAYA: Seorang pemimpin harus menghargai adat istiadat dan budaya masyarakat setempat. Dia harus mau untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial setempat. Pemimpin harus mengetahui hakikat budaya. Budaya adalah sebuah proses manusia untuk hidup yang lebih bijaksana, adil, selamat dan sejahtera. Proses itu tidak mengenal titik henti, sehingga pemimpin yang baik harus terus beradaptasi dan berasimilasi dengan budaya dimana dia memimpin.
SETYA WACANA: Seorang pemimpin harus mampu memegang teguh ucapannya. Bersatunya kata atau ucapan dan perbuatan nyata harus selaras. Tidak munafik dan membohongi masyarakat. Dia harus pandai berdiplomasi dan mengerti perkembangan situasi sosial, politik, ilmu pengetahuan dan wacana-wacana lain sehingga dia mampu memimpin dengan cerdas.
SETYA SEMAYA: Seorang pemimpin harus bisa melaksanakan janjinya semasa belum jadi pemimpin/kampanye. Janji adalah hutang yang harus dibayar setelah dia menjadi pemimpin. Janji memang diperlukan agar masyarakat berpikir optimis dan punya harapan untuk hidup yang lebih baik, namun janji harus dilaksanakan.
SETYA LAKSANA: Seorang pemimpin harus bertanggungjawab terhadap tugas yang diembannya. Tugas adalah kewajiban, bukan hak. Sehingga menunaikan kewajiban merupakan prinsip seorang pemimpin. Pemimpin harus bertanggungjawab kepada masyarakat, namun juga kepada Tuhan. Tanggungjawab iu tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat maka tanggungjawabnya akan dipertanyakan. Tugas apapun yang diembankan oleh masyarakat harus dilaksanakan dengan ikhlas.
SETYA MITRA: Seorang pemimpin harus mampu membangun jaringan persahabatan dan perkawanan. Dia harus memiliki watak setia kawan yang setinggi-tingginya. Tidak boleh berkhianat kepada kawan. Tidak boleh culas dan egois. Seorang pemimpin perlu membangun sebuah kehidupan sosial yang kondusif dan membawa kemanfaatan bersama-sama. Kemanfaatan tidak boleh hanya bisa dirasakan oleh kelompok/kaumnya melainkan harus bisa dirasakan oleh semua golongan.
@. Wongalus, 2009
Categories: AJARAN KEPEMIMPINAN PANCASETYA | 19 Komentar
PENGOBATAN ALTERNATIF ALA SUNAN KALIJAGA
Dipublikasi pada 11 Oktober 2009 oleh wongalus
15 Votes
Pengobatan menggunakan kekuatan batin sudah demikian banyak dikenal di nusantara ini sejak lama. Berbagai teknik dan metode sudah dikenal di era kerajaan-kerajaan Sriwijaya, Maapahit, Mataram.
Era sekarang, kita mengenal juga banyak pengobatan alternatif modern, ditambah menggunakan ramuan herbal dan lain-lain. Ini jelas merupakan kekayaan budaya spiritual yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Teknik dan metodenya yang beragam membantu masyarakat untuk memilih pengobatan alternatif yang sesuai dengan keinginannya.
Salah satu metode pengobatan kuno dengan pengerahan daya batin adalah sebagaimana yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga. Yaitu menyampaikan doa pada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan keyakinan penuh bahwa doanya akan diijabahi oleh-Nya dengan diiringi sikap pasrah total dan ikhlas.
Doa yang diajarkan Sunan Kalijaga itu berbahasa Jawa. Doa yang disampaikan dengan bahasa Jawa, akan lebih meresap ke dalam hati sanubari masyarakat sehingga diharapkan sang pendoanya memahami makna dan tujuan doa tersebut.
Sebelum doa disampaikan, maka didahului oleh amalan PUASA MUTIH selama tiga atau tujuh hari. Puasa mutih yaitu puasa seperti biasa kita melaksanakan puasa Ramadhan. Namun pada saat berbuka, kita hanya memakan nasi dan air putih saja.
Tujuan puasa mutih ini adalah agar tubuh, pikiran, rasa pangrasa kita semakin manunggal untuk menggerakkan daya batin sehingga mampu untuk menggerakkan cinta kasih-Nya dan memberi ijabah pada doa yang akan disampaikan.
Setelah puasa mutih tiga atau tujuh hari dilaksanakan maka pemohon membaca doa sebagaimana berikut ini:
Ana kidung rumeksa ing wengi
Teguh hayu luputa ing lara
Luputa bilahi kabeh
Jim setan datan purun
Paneluh tan ana wani
Wiwah panggawe ala
Gunanung wong luput
Geni atemahan tirta
Maling adoh tan ana ngarah ing mami
Guna duduk pan sirna
Sakehing lara pan samya bali
Sakeh ngama pan sami miruda
Welas asih pandulune
Sakehing braja luput
Kadi kapuk tibaning wesi
Sakehing wisa tawa
Sato galak tutut
Kayu aeng lemah sangar
Songing landhak guwaning
Wong lemah miring
Myang pakiponing merak
Pangupakaning warak sakalir
Nadyan arca myang seraga asat
Temahan rahayu kabeh
Apan sarira ayu
Ingideran kang widadari
Rineksa malaekat
Lan sagung pra rasul
Pinayungan ing Hyang Suksma
Ati Adam utekku
Baginda Esis Pangucapku
ya Musa Napasku
Nabi Isa linuwih
Nabi Yakub pamiyarsaningwang
Dawud suwaraku mangke
Nabi Ibrahim nyawaku
Nabi Sleman kasekten mami
Nabi Yusup rupeng wang
Edris ing rambutku
Baginda Ngali kuliting wang
Abubakar getih daging
Ngumar singgih
Balung baginda Ngusman
Sumsumingsun Patimah linuwih
Siti Aminah bayuning angga
Ayup ing ususku mangke
Nabi Nuh ing jejantung
Nabi Yunus ing otot mami
Netraku ya Muhammad
Pamuluku Rasul Pinayungan Adam Kawa
Sampun pepak sakathahe para nabi
Dadya sarira tunggal
Inilah pengobatan alternatif untuk segala penyakit menggunakan teknik berpuasa dilanjutkan dengan berdoa. Pengobatan ala Sunan Kalijaga ini tidak bertentangan dengan akidah Tauhid bahkan bila diresapi dengan penghayatan yang mendalam, akan menambah iman kita pada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kita yakin penyembuh semua penyakit adalah Dia sehingga kita sampaikan doa setulus-tulusnya padaNya agar mengijabahi permohonan kita
@ wongalus, 2009.
Categories: DOA SUNAN KALIJAGA | 28 Komentar
← Pos-pos sebelumnya
Pos-pos selanjutnya →
PEMBACA ONLINE
[Click to see how many people are online]
BLOG SPIRITUAL TERBESAR DI NUSANTARA:
55,949,861 Orang pembaca
PENCARI ARTIKEL
Cari:
Home »Unlabelled » TATA CARA NGELMU SANGKAN PARAN
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar